GALAU : God Always Listen And Understanding
Tulisan ini barangkali
mewakili apa yang sedang kita alami sekarang. Dan juga sebagai pengingat buat
kita sendiri. Dan kita juga memohon agar senantiasa dikasi kesabaran dalam
melaksanakan segala apa yang Allah perintahkan dan menjauhi segala apa yang
Allah larang.
Lagi galau. Lagi banyak
yang dipikirin. Lagi banyak yang dipengenin. Padahal kita sendiri juga
menyadari begitu banyak kesalahan yang kita perbuat terhadap Allah. Sehingga
kayaknya asa nggak mungkin gitu kita bisa mendapat kebaikan sementara keburukan
tetap dilakukan (tapi kita sebenernya nggak boleh juga bilang seperti itu
karena Allah mah Maha Baik meskipun kita banyak dosanya asal kitanya mau balik
ke Dia). Dan barangkali inilah yang menyebabkan “kesusahan” hinggap di
kehidupan kita. Asa udah bener aja sholat kita, asa pang heueuhnya aja amalan
kita itu, berasa udah ngeusahain ngebenerin yang fardu juga ngidupin yang
sunnah. Tapi berasa nggak ada efeknya. Belum juga keliatan kembangnya, apalagi
buahnya. Tetapi Allah juga nggak nimpain sekaligus hukumanNya ke kita, kenapa
karena barangkali kita masih ada sholatnya, masih ada sedekahnya, masih ada
sedikit kebaikan, maka Allah nggak tega sama kita. Allah masi ngasi kita umur
untuk kita balik ke jalanNya.Yaa kita tetep baik sangka aja sama Allah, apa
yang kita kerjakan sebenernya Allah udah debet, Allah udah bayarin kita, tapi
dalam bentuk umur kita, sehingga kita masih dikasi kesempatan waktu untuk kita
kembali kepadaNya, masih Allah kasi kita kerjaan, masih Allah kasi kita tempat
yang nyaman untuk tidur, Yang barangkali kalau kita nggak ada ImanNya
sedikitpun, nggak ada kebaikan sedikitpun, Allah udah jatuhkan kita dalam
kehinaan, udah Allah bukakan segala aib dan dosa kita. Memang kita sendiri sama
Allah yang lebih tau, kita sendiri yang merasakan, kenapa kehidupan kita
seperti ini, kita sama Allah yang lebih tau daripada orang lain, yang Allah
kasi ke kita itu merupakan ujian dari Allah atau malah azab buat kita.
Mungkin kadang ada rasa
“malu” ketika kita meminta kebaikan kepadaNYA sementara kita masih melanggar
apa yang Allah larang. Namun kita juga sedikit banyak ngaji sama guru agama,
dari apa yang kita baca, apa yang kita dengar, apa yang kita terima dari
beberapa sumber, salahsatunya saya pernah mendengar tausiah ust. Yusuf Mansur
kita diberitahu bahwa kalau kita nggak minta sama Allah, emang mau minta sama
siapa lagi?? Sombong banget kalo kita justru nggak minta sama Dia, begitu
kira-kira yang disampaikan ustadz. Beliau menyampaikan, alangkah senengnya
Allah melihat hambanya yang berdosa datang bertaubat meminta ampunanNYA,
diterangkan bahwa senengnya Allah melebihi gembiranya si fulan yang kehilangan
unta dan barang bawaannya yang kemudian unta dan barang bawaannya kembali
kepadanya. Dari keterangan yang kita terima tersebut, kita merasa ada
kesempatan yang sama, ada harapan, yaa kita merasa kalo kita nggak minta ampun
sama Allah, kalo nggak minta sama Allah, lantas kepada siapa lagi kita memohon.
kita bilang sama Allah, begitu keras azabMu, tapi ampunanMu lebih besar
daripada murkaMu ya Allah. kita dan
manusia lainnya mempunyai hak yang sama dihadapanMu sama-sama boleh meminta
pertolonganNYA, sama-sama boleh memohon agar segala keburukan yang pernah
diperbuat selama ini tidak menimbulkan keburukan juga buat kehidupan kita,
apalagi sampai kepada orangtua kita itu keburukan, jangan sampe, kita berdo’a
kepada Allah semoga Allah mengampuni kita punya dosa. Menutupi segala keburukan
yang pernah kita perbuat. Barangkali
kita telah banyak menyianyiakan banyak waktu untuk hal yang tidak bermanfaat,
atau barangkali malah melakukan kemaksiatan yang menambah susah kehidupan kita. Dan kita juga
memohon agar Allah tidak sedang ber istidraj, artinya Allah nggak lagi
mengulur waktu (menunda hukuman) yang kita tidak sadari tiba-tiba azab Allah
itu datang.
Kita (baca : saya)
diingatkan sekaligus diberi harapan ketika ustadz yang sedang kita simak
ceramahnya, bahwa manusia tempatnya khilaf, maka dari itu sebaik-baiknya tempat
kita balik, kita curhat ketika kita galau ketika kita banyak masalah ketika
banyak pikiran, tempatnya ya ke Allah. Dialah Yang Maha Mendengar segala yang
kita minta, Dia pulalah Yang Maha Mengerti apa yang sedang kita butuhkan.
Ketika kita sedang mengalami episode seperti itu sebenarnya Allah sedang rindu
sama kita. Allah rindu sama kesendirian kita di keheningan malam. Allah rindu sama kesyahduan kita ketika
berdo’a. Allah rindu tetesan air mata kita ketika kita memohon ampunan atas
segala kesalahan kita. Allah rindu sama kita. Allah selalu turun ke bumi di
sepertiga malam, menyambut hamba-hambanya yang mau memohon padaNya.
So, If we
GALAU, kam tu Allah, tok tu Him, bikoz Allah rindu tu as.
Bikoz GALAU : God Always Listen And Understanding
- hertzAirways -
Komentar
Posting Komentar